Posted by ۩۞۩ஜ Rihlah Jiwa ۩۞۩ஜ on Tuesday, 25 November 2014
Maaf, aku memilih dia
Ku menghempaskan badan ke tempat tidur. Kepalaku aga pening.
Ku ingat kata suamiku kemarin,
"Pilih aku atau dia Mi?"tanya suamiku dengan tatapan elangnya, tatapan yang selalu membuat hatiku berdawai dan menyerah di hadapannya, tapi malam itu dengan menekan perasaanku aku menjawab,
"Beri aku waktu Bi..."
Dan sampai sekarang aku masih bingung, jujur, aku menyukai keduanya. Suamiku, dia bukannya tak baik, dan rasakupun masih sama seperti dulu, tapi 'dia' yang selalu riang dengan segala keterbatasannya, selalu membantu kesulitanku, tak ku pungkiri telah menawan hatiku.
***
Malam itu aku memantabkan hati untuk memberi jawaban.
"Mas..." ku menatap suamiku yang sudah duduk dihadapanku.
"Maaf, aku memilih dia,"jawabku lirih.
"Horeee, aku yang dipilih...."Teriak 'dia' yang ku pilih dengan senyumannya.
"Kenapa dia Mi? Jadi di mata Umi Abi ga baik?"tanya suamiku dengan wajah kesal.
"Justru karena Abi baik, aku memilih dia, karena Abi hanyalah milik Umi, Umi ngga mau ntar malah ada yang naksir sama Abi,"jawabku manja.
Senyuman suamiku seketika mengembang.
"Lagian Abang ketuaan kalau dijadiin karakter tokoh utama di komiknya Mbak Diva, ntar kan critanya masih SMA, abang kan udah tua,"celetuk 'dia', adik cowokku.
Abi melayangkan tinjunya ke adikku, adikku tertawa berhasil menghindar.
Aku ikut tertawa melihat tingkah keduanya. Ya, benar-benar aku menyukai keduanya.